Sunday, December 4, 2016

Tinggal glanggang colong playu . . .



Dalam bahasa Jawa, pepatah tinggal glanggang colong playu, menggambarkan tentara yang meninggalkan arena peperangan, bermakna orang yang tak bertanggung jawab.

Nilai seseorang dalam hidup ini tergantung dari rasa tanggung jawabnya. Makin tinggi nilai tanggung jawabnya makin tinggi kualitas hidupnya.

Tanpa bermaksud menggunjingkan orang lain, apalagi menyebut nama seseorang, atau  kelompok tertentu, namun apa yang terjadi di sekitar kita dapat dijadikan sebuah pelajaran bagaimana kepercayaan dan tanggung jawab menjadi salah satu kunci menjadikan seseorang lebih terhormat serta disegani orang lain.

Tanpa itu, sebenarnya kita sedang menghinakan diri sendiri.

Dalam illustrasi gambar, kerakusan si togog atas tahta, harta, berujung pada kaburnya ia dari arena "demo-demo-an" yang sedang marak belakangan ini. Sial sekali,  ia tidak termasuk dalam tim ke-11-an yang terpilih.

Ke mana si togog gerangan pergi?

Saya agak curiga pada saat "demo-demo-an" kemarin, nampak si togog tak serius, tumben-tumbennya ia membawa kembang mawar, simbol dari cinta tak biasanya begitu. serius sikitlah gog . . .!!! 
Seperti lagunya mbak Ayu Tingting, biasanya tak pake minyak wangi, tiba-tiba . . .

Jangan-jangan ia sedang menyempurnakan ketiga unsur tahta, harta dan wanita, dengan mabuk janda. Sebelum berkuasa, tak apalah, discount dengan beli 1 dapat 2 dulu.

No comments:

Post a Comment