Tidak ada jeruji, tidak ada penjagaan yang berlebihan…
Semuanya hamparan alami bagai di dunia bebas…
Menghabiskan waktu menanam kembang, membersihkan rumah, seolah sedia kala belum terjadi…
Di batas yang terlihat hanya samudera membentang…
Di pulau kecil yang jauh dari sahabat, anak dan ibunya…
Jauh dari permainan kegemaran, jauh dari Martell Cordon Bleu…
Jauh dari penderitaan hidup yang diakibatkan hedonisnya kapitalime liberal…
Di sinilah hidup akan diakhiri…
Entah kapan itu akan terjadi…
Hanya Dia dan Republik 1 yang berkonspirasi untuk menghilangkan nyawa…
Di sinilah akan ditemukan kematian, dalam tutupan mata oleh kain hitam…
Bunyi “dor” oleh sniper satu regu, jika berhasil memisahkan raga dengan jiwa…
Atau oleh laras pendek sang kapten bila nyawa begitu kuat melekat dalam jasad…
Di hadapan para kyai, para ahli hukum, mungkin juga di hadapan para ahli nujum…
Darah akan mengalir ke bumi…
Darah itu merah jenderal…
Pada masanya dimandikan, diiringi dengan doa…
Mungkin hanya jasad yang berdoa, semoga arwah diterima di sisiNya…
Silsilah akan ditutup, gelar akan dianugerahkan…
Almarhum…
Pangkat tertinggi dalam penugasan hidup, dalam penciptaanNya atas mahluk…
Selamat menikmati kawan, sahabat, abang, bapak, om, pakde…
Teruntuk: EO di pulau Non Komersial…
Terimakasih atas nama yang kau berikan padaku, Frc
By: Don Sagundo Agemos Garamos
https://donsagundoagemosgaramos.wordpress.com/2014/09/29/dor/
Posted on
No comments:
Post a Comment