Thursday, December 1, 2016

MENJADI BANCI

Tuankah bidadari dari kahyangan,
Wahai putri yang cantik,
Yang bagiku sama dengan ibuku,
Benar aku memandangimu ketika sedang menari,
Tetapi dengan satu alasan,
Tidaklah tepat jika ada perasaan-perasaan lain selain perasaan pada seorang ibu.

Aku bidadari,
Aku menikmati kemerdekaan yang sempurna,
Banyak bapak, anak dan cucu yang telah menikmati tubuhku,
Tanpa merasa terkena dosa,
Jangan kau usir aku,
Aku cinta padamu,
Terimalah aku.

Dengarlah,
Bagiku kau seorang terhormat,
Pandanglah aku sebagai anakmu,
Aku bersila di depan kakimu.

Karena kau menolak seorang gadis,
Yang datang kepadamu,
Dan juga karena didorong rasa cinta kepadamu,
Seorang perempuan yang dilanda asmara,
Kau akan menjalani hari-harimu tanpa menimbulkan berahi pada perempuan,
Mati pucuk,
Dicemooh.

Jangan khawatir,
Kutukan itu akan menolongmu pada tahun ketigabelas pembuanganmu,
Menjadi seorang banci sebelum kembali menjadi manusia wajar.
 

Wns, 28 April 2011

https://www.facebook.com/notes/r-yacob-christian-sihombing/dalam-catatanku-xxiii/183079048410815
30 April 2011

No comments:

Post a Comment