Berduka atas kepergianmu, orangtua, teman, guru dan entah
apapun yang patut untuk melukisan kebaikanmu,
Bukan darah yang mengalirkan di antara kita, tetapi kita
telah melewati batas-batas itu,
Lima tahun atau mungkin lebih, dan serasa jauh lebih lama
daripada itu,
Sekalipun hanya pertemuan yang tidak panjang denganmu,
Tapi aku telah memaknai bahwa engkau adalah orang yang baik,
bapak yang sederhana, sesosok polisi yang mungkin amat langka ditemui
belakangan ini,
Aku masih ingat, ban sepeda motor kita bocor, hingga kita
bergantian menuntunnya mungkin 4 atau 5 km untuk menemukan tambal ban yang
masih buka di sepinya malam kota Medan.
Mungkin juga itu bukan lagi malam, tetapi menjelang pagi.
Di atas segala kenangan itu,
Atas kepergianmu dipanggil oleh Tuhan kita pencipta segala
mahluk,
Hanya rasa ikut bersedih bersama keluarga yang engkau
tinggalkan,
Semoga ibu dan adek-adek yang ganteng dan manis-manis ini,
Kelak akan mewarisi kebaikan hatimu.
Tenanglah di surga,
Engkau sudah tidak merasakan kepedihan lagi,
Penderitaanmu atas penyakitmu,
Sudah menjadi kebahagiaan, sukacita,
Semoga saja engkau melihat dari alam sana,
Memberi kami yang masih bergulat dengan kehidupan ini,
teladan yang engkau ajarkan lewat perilaku baik dan sederhana sehari-harimu.
Selamat jalan , , ,
Teriring salam dan doa buat ibu dan adek-adek yang engkau
tinggalkan.
Untukmu: Viktor Sirait