Showing posts with label Filosofi Hidup. Show all posts
Showing posts with label Filosofi Hidup. Show all posts

Wednesday, November 30, 2016

Bahagia . . .

Bahagia tidak selalu berarti mendapatkan apa yang kamu inginkan.
Bahagia berarti mencintai apa yang kamu miliki dan bersyukur karenanya.

---Djoko---

Saturday, November 26, 2016

Becik Ketitik Ala Ketara


Becik artinya kebaikan, ketitik artinya ditengarai, ala artinya kejahatan / keburukan, dan ketara artinya ketahuan. Becik ketitik ala ketara, dengan demikian berarti, bahwa kebaikan itu akan selalu ditengarai, dan kejahatan itu akan selalu diketahui (meskipun) disembunyikan. Persoalannya, hanya waktunya.

Ajaran itu menamsilkan, bahwa kebaikan itu, akan selalu ditemukan, meskipun tersembunyi dan ditutup-tutupi oleh kejahatan. Tidak jarang, justru kejahatan yang lebih tampak dan mengesankan menang. Namun, orang yang percaya dengan ajaran Jawa itu yakin, bahwa kebaikan akan muncul juga, mengalahkan kejahatan. Atau dengan perkataan lain, meskipun kebaikan (dan kebenaran) itu tersembunyi, akhirnya akan muncul juga, mengatasi kejahatan (kesalahan). Ajaran Jawa seperti itu, sebenarnya universal.

Bahwa menyembunyikan kebenaran / kebaikan dan menutupinya dengan kejahatan / kesalahan itu tidak mudah. Lama-lama, pasti akan ketahuan / terbuka, mana yang benar / mana yang salah, mana yang baik / mana yang jahat. Katakanlah kebaikan / kebenaran, di manapaun akan ditemukan. Sedangkan kejahatan / kesalahan, meskipun disembunyikan, akhirnya akan ketahuan juga. Di sinilah, bagi yang suka menyembunyikan / menutup-nutupi kejahatan, berlaku pepatah Indonesia, kurang lebih berbunyi: sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga.

Wednesday, November 23, 2016

Gegedhen Empyak Kurang Cagak


Pepatah Jawa gegedhen empyak kurang cagak, artinya adalah atap rumah yang terlalu besar sementara tiangnya kurang. Bila kita membuat atap yang ukurannya besar tapi jumlah tiang-tiangnya kurang, atap tetap bisa berdiri tapi lama kelamaan ambruk bila hujan lebat atau terkena angin kencang. Karena berat atap nggak mampu disangga oleh tiang-tiangnya. Pepatah di atas juga bisa diartikan seseorang yang ingin tampil mewah dan dianggap wah oleh lingkungan sekitarnya. Namun tidak didukung oleh kemampuan dirinya yang sebenarnya. Kemampuan itu bisa dalam bentuk keuangan, kesehatan atau pengetahuan.


Dalam bahasa Indonesia pepatah tersebut kurang lebih sama artinya dengan Besar Pasak daripada Tiang. Namun peribahasa tersebut lebih ditujukan pada seseorang yang memiliki pengeluaran lebih besar daripada pendapatan atau penghasilannya.

Monday, November 21, 2016

Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha.


Artinya: 

➤ Berjuang tanpa perlu membawa massa; 

➤ Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; 

➤ Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; 

➤ Kaya tanpa didasari kebendaan.



➤➤➤ Asalkan jangan, madang tanpa mbayar . . .