Becik artinya kebaikan, ketitik artinya ditengarai, ala artinya kejahatan / keburukan, dan ketara artinya ketahuan. Becik ketitik ala ketara, dengan demikian berarti, bahwa kebaikan itu akan selalu ditengarai, dan kejahatan itu akan selalu diketahui (meskipun) disembunyikan. Persoalannya, hanya waktunya.
Ajaran itu menamsilkan, bahwa kebaikan itu, akan selalu ditemukan, meskipun tersembunyi dan ditutup-tutupi oleh kejahatan. Tidak jarang, justru kejahatan yang lebih tampak dan mengesankan menang. Namun, orang yang percaya dengan ajaran Jawa itu yakin, bahwa kebaikan akan muncul juga, mengalahkan kejahatan. Atau dengan perkataan lain, meskipun kebaikan (dan kebenaran) itu tersembunyi, akhirnya akan muncul juga, mengatasi kejahatan (kesalahan). Ajaran Jawa seperti itu, sebenarnya universal.
Bahwa menyembunyikan kebenaran / kebaikan dan menutupinya dengan kejahatan / kesalahan itu tidak mudah. Lama-lama, pasti akan ketahuan / terbuka, mana yang benar / mana yang salah, mana yang baik / mana yang jahat. Katakanlah kebaikan / kebenaran, di manapaun akan ditemukan. Sedangkan kejahatan / kesalahan, meskipun disembunyikan, akhirnya akan ketahuan juga. Di sinilah, bagi yang suka menyembunyikan / menutup-nutupi kejahatan, berlaku pepatah Indonesia, kurang lebih berbunyi: sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga.
No comments:
Post a Comment