Saturday, November 19, 2016

Adigang, Adigung, Adiguna



Ungkapan adigang, adigung, adiguna sangat populer dalam masyarakat Jawa. Ungkapan ini berisi nasihat agar seseorang tidak berwatak angkuh atau sombong seperti watak binatang yang tersirat dalam ungkapan ini. Adigang adalah gambaran watak kijang yang menyombongkan kecepatan / kekuatan larinya. Adigung merupakan watak kesombongan binatang gajah yang karena besar tubuhnya selalu merasa menang dibandingkan hewan yang lainnya. Adiguna sebagai gambaran watak ular yang menyombongkan dirinya karena memiliki bisa / racun yang ganas dan mematikan.

Sebagai orang Jawa yang sangat mementingkan watak andhap asor atau lemah lembut (rendah hati), maka tidak selayaknya memiliki watak sombong dan angkuh tersebut. Dan sebagai manusia yang mengakui bahwa hidup memerlukan orang lain, maka seseorang harus menjauhi watak menyombongkan kekuatan, kebesaran tubuh, dan kewenangannya.

Tidak sepatutnya seseorang yang memiliki kekuatan / kemampuan fisik berwatak seperti sombongnya kijang, dan memanfaatkan kekuatan itu untuk merugikan orang lain. Demikian pula halnya dengan orang yang memiliki tubuh yang besar, tidak selayaknya meniru gambaran sombongnya gajah yang menggunakan kebesaran tubuhnya untuk memaksakan kehendak kepada yang kecil. Dan juga, tidak pada tempatnya seseorang yang memiliki kekuasaan sehingga ucapannya dijadikan panutan dan pedoman bagi orang lain, bawahan atau anak buah, bersikap menyombongkan diri sebagaimana watak sombong dari binatang ular, yang bisa / racunnya dapat mencelakai orang lain.


Ungkapan adigang, adigung, adiguna merupakan peringatan kepada siapapun yang memiliki kelebihan (kekuatan, kedudukan atau kekuasaan) agar tidak bersikap sewenang-wenang terhadap orang lain, terutama terhadap orang kecil. Sebagai orang yang memiliki kekuatan, kedudukan, dan kekuasaan, ia seharusnya memahami bahwa semua hal tersebut adalah amanat yang harus diperankan dengan baik dan dijalankan seadil-adilnya. Kedudukan yang semakin tinggi, keluasan ilmu, dan kekuasaan yang semakin besar janganlah menjadikan kita semakin sombong di hadapan orang lain. Seseorang harus selalu menyadari bahwa kekuatan yang dimiliki, kedudukan yang dicapai, kekuasaan yang melekat pada dirinya sekedar pinjaman dimana yang meminjamkan semua itu tidak lain adalah masyarakat dan Tuhan.

Jika semua yang melekat pada diri kita telah diminta kembali oleh Yang Memberi Pinjaman (yakni masyarakat dan Tuhan), maka status kita akan kembali menjadi manusia biasa.

No comments:

Post a Comment